
Mukhlis Syam’un pernah merasakan bangkrut. Usahanya di pameran mall di Senen, DKI Jakarta, tutup. Bahkan menyisakan utang yang nilainya Rp 300 juta. Seiring berjalannya waktu, dia mampu melunasi hutangnya dan sekarang membeli 4 unit rumah tiap tahun.
Apa yang menyebabkan Mukhlis bangkit dari keterpurukan ekonominya?
Diakui Mukhlis, dia rajin sedekah. Sedekah bisa menjadikan keberkahan bagi yang melaksanakannya. Diantaranya adalah melapangkan rezeki, dan mampu membuat pengusaha pemula bisa mendapatkan keuntungan berlimpah.
“Pada tahun 2007 saya bangkrut. Sangat bangkrut di bawah minus hingga Rp 300 juta lebih. Saya tidak tahu dari mana asal hutang itu, padahal omzetnya per-hari sangat banyak,” ujar Mukhlis.
Mukhlis merintis usahanya sejak tahun 2001 dengan membuka pameran di mall Senen, Jakarta Pusat. Omzetnya mencapai 100 kali lipat per-hari. Namun hasil akhirnya tetap minus atau hutang.
Ketika Mukhlis berada di tengah keterpurukannya, dia berusaha bangkit dan introspeksi diri. Dia melakukan hal yang paling mendasar, yakni mengubah pola pikirnya atau mindset.
Dia berpikir bahwa harus meningkatkan sedekahnya secara kuantitas maupun kualitasnya. Setiap hari ia menyisihkan uang untuk bersedekah. Bahkan, seluruh omzetnya disedekahkan.
“Saya memiliki dari 10 gerai, hanya satu yang masih bertahan di Jatinegara. Memang omzetnya belum besar, tapi saya sedekahkan semuanya. Saya hanya mengambil bagian untuk dapur hari itu. Keesokan harinya saya dapat omzet lagi, lalu saya sedekahkan semuanya,” ucapnya.
Ditemani istri, ia juga sepakat untuk menyedekahkan cincin pernikahannya.
“Saya langsung ambil amplop, dan menuliskan mohon doanya untuk seseorang yang sedang bermasalah di Cipinang ini.”
Meskipun Mukhlis kala itu sedang terpuruk secara ekonomi, namun ia terus menjaga kebiasaan bersedekah.
“Setiap hari saya selalu berpikir apa yang bisa saya beri, di rumah saya mencari apa yang bisa saya sedekahkan hari ini. Ada komputer dan lain sebagainya semua saya sedekahkan,” katanya.
Perlahan namun pasti, semenjak ia rajin bersedekah, Mukhlis mendapat keberkahan. Perlahan hutang yang melilitnya sebanyak Rp 300 juta lunas.
Hari demi hari, omzetnya terus bertambah, begitupun dengan aset properti rumahnya hingga mampu melaksanakan ibadah umrah, memohon ampun dan mengucap syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di depan Ka’bah.
“Alhamdulillah, sekarang saya memiliki lebih dari 100 karyawan. Awalnya saya ngontrak rumah untuk tempat tinggal. Ketika saya mendawamkan sedekah setiap hari dan melaksanakan sedekah yang radikal, setiap tahun saya mampu membeli dua sampai empat rumah. Mohon maaf saya tidak bermaksud riya tapi murni motivasi bahwa kita semua bisa bersedekah,” katanya. (*) sumber : Lira Media

Hanya 10 Ribu / Minggu , Sudah Bisa Jadi Orang Tua Asuh
Bagi Santri Penghapal Quran
Fasilitas Untuk Donatur :
- Doa Bersama Santri Setiap Jumat
- Belajar Tahsin Gratis Via Online
- Peluang Syirkah Bersama Pondok
- Kajian Bisnis via online